KemenKopUKM mengajak pelaku usaha kreatif dan UMKM di Batam untuk lebih agresif menggaet market internasional, khususnya negara-negara ASEAN terdekat seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, maupun Vietnam.
MenKopUKM Teten Masduki mengatakan, untuk negara Singapura misalnya. Banyak potensi market yang bisa digarap UMKM Batam. Mulai dari usaha oleh-oleh, kuliner, fesyen, hingga supermarket.
“Kita harus melihat karakter wisatawan Singapura yang datang ke Batam. Kebanyakan dari mereka merupakan turis residence, yang menghabiskan akhir pekannya di Batam. UMKM bisa menyediakan kebutuhan mereka,” imbuh Menteri Teten saat berdiskusi dengan pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Kreatif ICCN (Indonesia Creative City Network) Kepulauan Riau di Batam, Kamis (31/3).
Turut hadir mendampingi, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, Direktur Bisnis dan Marketing Smesco Wientor Rah Mada, dan Staf Khusus Menteri Koperasi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari.
Lanjut Teten, UMKM Batam bisa menangkap peluang dengan ekspor ikan hias. Mengingat Singapura merupakan salah satu negara terbesar ekspor ikan hias air tawarnya sebagai komoditas utama.
“Tidak masalah untuk re-ekspor kita bisa belajar dari Singapura, untuk kemudian kita garap di Indonesia dengan potensi lautnya yang lebih besar. Karena Singapura juga mere-ekspor ikan hias alaminya dari Malaysia juga Indonesia. Bukan hanya konsumer nya saja yang dibidik tapi juga pebisnis Singapura,” ucapnya.
Saat ini, KemenKopUKM sudah merumuskan UMKM ini akan fokus di dua hal. Yaitu UMKM berbasis kreativitas atau custom dan yan berbasis teknologi. Keduanya diperlukan komunitas untuk develope-nya. Itu merupakan alasan kenapa UMKM sangat penting punya komunitas kreatif. Karena didalamnya terdapat banyak ide yang bisa dikembangkan.
Tak hanya itu, meski saat ini Indonesia baru di tahap teknologi generasi kedua atau Web 2.0, namun pelaku usaha sudah harus bersiap menuju teknologi generasi ketiga atau Web 3.0, dan UMKM diminta harus mampu beradaptasi.
Baca Juga : Kopontren Menjadi Pionir Pemberdayaan Petani dalam Upaya Pemerataan Kesejahteraan
“Sangat sayang dengan akar budaya dan kuliner Indonesia terbanyak di dunia dari Aceh sampai Papua kalau tidak kita explore. Kreativitas ini yang bisa kita manfaakan untuk siap masuk ke disrupsi generasi ketiga Web 3.0,” tekannya.
Dalam membantu UMKM, KemenKopUKM juga punya sejumlah platform yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk bisa berkembang dan menyasar market yang lebih besar hingga ekspor. Menteri Teten bilang, menyediakan Smesco yang kini bertransformasi sebagai sayap dagang. Menjadi agregator membantu UMKM ekspor ke Singapura dan Malaysia, hingga ke Taiwan.
Selanjutnya, KemenKopUKM juga memiliki program kontainer berjadwal, sebagai upaya membantu UMKM melakukan ekspor di tengah terbatasnya jumlah dan mahalnya harga kontainer, terutama di saat pandemi.
“Sudah ada di Jawa. Kontainer terjadwal ini bisa dijadikan jaringan distribusi. UMKM bisa ekspor borongan, tanpa harus ekspor kecil-kecil seperti jastip. Misalnya cuma kirim 100 kilo bisa digabung dengan barang lain, jadi biayanya lebih murah. Jangan kita jadi UMKM yang gaya-gayaan ekspor tapi malah tekor,” imbau Menteri Teten.
Bagi UMKM Batam, KemenKopUKM tegas Menteri Teten, secepatnya sedang merumuskan untuk lebih banyak lagi menyelenggarakan event-event yang bisa mendatangkan masyarakat Singapura, Malaysia, Thailand maupun Vietnam untuk datang ke Batam. “Ambil contoh di Banyuwangi, total dalam sebulan mereka ada 120 event, per 2 hari ada event. Sengaja membuat turis area untuk datang berkunjung dan belanja,” tuturnya.
Bagi UMKM di Batam, Menteri Teten secepatnya merumuskan lebih bayak lagi menyelenggarakan event yang bisa mendatangkan masyarakat Singapura, Malaysia, Thailand maupun Vietnam untuk datang ke Batam. Contohnya di Banyuwangi, total 120 event dalam sebulan, per 2 hari ada event. Sengaja membuat turis area untuk datang berkunjung dan belanja.
Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman mengajak seluruh pelaku usaha kreatif Batam untuk tergabung dalam platform SMEsta.id yang berorientasi untuk produk ekspor. Di mana dalam platform tersebut juga menggelar business matching dari berbagai investor tak hanya ASEAN tapi juga negara Amerika Serikat (AS) juga Eropa.
Sementara Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengajak para pelaku usaha kreatif untuk datang ke PLUT yang baru diresmikan di Batam. Di sana dilakukan pendampingan mulai dari bagaimana UMKM Go Digital, packaging hingga memperoleh berbagai sertifikasi dan NIB (Nomor Induk Bersama).
Direktur Bisnis dan Marketing Smesco Wientor Rah Mada menambahkan, Smesco tengah membantu membuka peluang produk kuliner Indonesia ekspor ke Taiwan, Malaysia dan Singapura. Terutama produk kuliner khas daerah seperti seblak, siomay, batagor dan pempek.
“UMKM bisa menggunakan semua fasilitas di Smesco segara gratis. Ke depan untuk produk kuliner kami juga akan membuat cloud kitchen, bisa mengolah dan simpan barang di Smesco. Rencananya di kuartal III tahun ini kami siap membanjiri Malaysia dan Singapura dengan kuliner kemasan dari daerah. Kami sudah buat banyak prototype-nya,” ungkap Wientor.
Sumber : Siaran Pers KemenKopUKM