Kerap kali perusahaan tersandung satu masalah ketika mencoba menetapkan suatu strategi. Yakni mengumpulkan banyak data dari penjualan masa lalu. Namun data tersebut tidak dapat menunjukkan pada manajemen, produk seperti apa yang benar-benar diinginkan. Perusahaan juga seringkali membuat keputusan berdasarkan insting, bukan data.
Maka dari itu perusahaan membutuhkan sebuah proses yang dinamakan design thinking saat mencoba melakukan desain produk.
Dipopulerkan oleh David M. Kelley dan Tim Brown tahun 2008 dari IDEO dan Roger Martin.
Design Thinking adalah suatu proses dalam pembuatan strategi bisnis dan perancangan produk yang dapat menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Hal ini dikarenakan dalam prosesnya, design thinking mengedepankan sudut pandang dari dunia desain dan fokus pada perilaku manusia.
Hampir setiap perusahaan inovatif di dunia menggunakan design thinking sebagai malat untuk merancang desain produk dan jasa. Maka dari itu sangat penting bagi Anda sebagai seorang manajer produk untuk benar-benar mengerti apa itu design thinking apapun jenis usaha Anda.
Design thinking memiliki lima tahapan utama, dengan memahami lima tahap Design Thinking ini Anda akan siap untuk menerapkan metode Design Thinking guna memecahkan masalah kompleks yang terjadi di sekitar kita atau di perusahaan kita.
Lima tahapan Design Thinking adalah sebagai berikut: Empathise, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Mari kita lihat lebih dekat lima tahap berbeda dari Design Thinking.
Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah untuk mendapatkan pemahaman empatik dari masalah yang Anda coba pecahkan. Empati sangat penting untuk proses desain yang berpusat pada manusia seperti Design Thinking. Empati memungkinkan pengambil keputusan untuk dapat mengesampingkan asumsi mereka sendiri dan membuka peluang untuk mendapatkan sudut pandang yang tepat tentang pelanggan dan kebutuhan mereka.
Hal Ini melibatkan proses konsultasi dan observasi untuk memahami pengalaman, preferensi, dan selera konsumen.
Anda telah mengumpulkan informasi yang telah Anda kumpulkan selama tahap Empathize. Pada tahap define, di sinilah Anda akan menganalisis pengamatan Anda dan menentukan masalah inti yang telah Anda identifikasi hingga saat ini.
Anda harus berusaha untuk mendefinisikan masalah dari sudut pandang konsumen daripada mendefinisikannya dalam sudut pandang Anda sendiri atau kebutuhan perusahaan.
Tahap Define akan membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan ide-ide hebat dalam membangun fitur, fungsi, dan elemen lain yang memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah.
Pada tahap ketiga dari proses Design Thinking ini, Anda sudah mulai siap untuk mulai menghasilkan ide. Anda telah memahami pengguna Anda dan kebutuhan mereka di tahap Empathize, dan Anda telah menganalisis pengamatan Anda di tahap define.
Dengan informasi yang solid ini, Anda dapat mulai berpikir “out of the box” untuk mengidentifikasi solusi baru terhadap masalah yang telah Anda identifikasi. Anda dan tim Anda sudah dapat mulai mencari solusi untuk masalah tersebut. Ada beberapa teknik Ideation yang bisa Anda gunakan seperti Brainstorm, Brainwrite, Worst Possible Idea, dan sebagainya. teknik Brainstorm dan Worst Possible Idea (Kemungkinan Ide Terburuk) biasanya digunakan untuk untuk memperluas pandangan Anda terhadap suatu masalah.
Dalam tahap ini, penting bagi Anda untuk mendapatkan ide atau solusi sebanyak mungkin di awal fase Ideation.
Pada tahap ini Anda dan tim Anda sudah bisa menghasilkan sejumlah versi produk sampel yang murah untuk ujicoba. Prototipe dapat dibagikan dan diuji di dalam tim itu sendiri, atau pada sekelompok kecil orang calon konsumen Anda.
Ini adalah fase percobaan yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap pertama. Satu per satu, hasil percobaan pada tahap ini akan dievaluasi, ditingkatkan kualitasnya, atau ditolak berdasarkan respon konsumen.
Ini adalah tahap akhir dari model 5 tahap, pengujian atau tes digunakan untuk mendefinisikan kembali satu desain produk. Selama fase ini, perubahan dan penyempurnaan dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang produk dan konsumen.
Kita telah menguraikan proses Design Thinking, Namun dalam praktiknya proses tersebut dilakukan secara lebih fleksibel dan non-linier. Misalnya, kelompok yang berbeda dalam tim desain dapat melakukan lebih dari satu tahap secara bersamaan.
Anda juga bisa informasi dari prototipe selama pengujian berlangsung sehingga mendapatkan informasi tambahan yang tidak Anda temukan pada proses emphatize. Kelima tahap ini tidak harus selalu berurutan, dan sering kali dapat dilakukan secara paralel dan berulang.
Dengan design thinking, Anda dapat meluncurkan serangkaian prosuk premium baru, yang dapat didistribusikan secara luas dan diterima dengan baik oleh berbagai konsumen. Dengan menggunakan pemecahan masalah yang imajinatif dan berpusat pada manusia, design Thinking dapat membantu Anda membuka pasar baru dan mengidentifikasi strategi baru.